The Velvet Underground & Nico

The Velvet Underground – The Velvet Underground & Nico

Quite possibly, the most influential album of all time.

Gw ga bohong. Ini MEMANG album paling berpengaruh sepanjang masa, setidaknya di ranah musik rock. Mulai dari cover sampai lagu, there is no flaw. Covernya sangat terkenal, dibuat oleh seniman (sekaligus produser mereka) Andy Warhol, gambar pisang. Jika diperhatikan baik-baik, ada petunjuk “peel slowly and see” di bagian atasnya. Jika dibuka (ya, sebenarnya itu hanya stiker kulit pisang), maka akan terlihat pisang berwarna merah (mungkin saja melambangkan ereksi).

Okay, so let’s start with Sunday Morning, yang membuka album ini dengan awal yang lembut dan dreamy -yang menjadi akar dari aliran dreampop- dimana John Cale mulai memainkan perannya sebagai multi-instrumentalis dengan memainkan glockenspiel. Lalu disambung dengan I’m Waiting For My Man, a highlight and one hell of a swell track. John Cale memainkan piano bergaya barrelhouse, dengan hantaman nada yang terus-menerus, yang menjadi asal mula punk rock. Dengan lirik tentang seorang drug dealer “I’m waiting for my man / Twenty-six dollars is in my hand / Up to Lexington, 125 / Feel sick and dirty, more dead than alive”, this is a masterful combination. Lalu ada Femme Fatale, lagu pertama dari 3 lagu yang dinyanyikan oleh Nico, vokalis yang dibawa oleh Andy Warhol ke dalam band. Layaknya Sunday Morning, lagu ini pun memiliki nuansa yang lembut. Namun trek setelahnya, Venus In Furs, is one of the three big pieces that stick this album together. Pada trek inilah John Cale mulai memainkan trademark sound-nya berupa biola listrik yang dimainkan secara droning terus-menerus (dan menjadi akar musik drone), sementara Lou Reed tak mau kalah dengan menggunakan ostrich guitar, yaitu gitar yang semua senarnya disetem di nada yang sama. Ditambah gaya drumming Maureen Tucker yang revolusioner dengan bass drum menggantikan snare dan penggunaan cymbal yang jarang (yang mengilhami gaya drumming “motorik” yang akan dibahas di review selanjutnya), what could you ask for?? Lyrics?? Brilliant as ever, dengan sumber dari buku berjudul sama yang menceritakan tentang masochism. Berikutnya yaitu Run Run Run, dengan format agak mirip I’m Waiting For My Man, tapi trek ini tak begitu bersinar dibandingkan trek lain.

The second big piece is All Tomorrow’s Parties, lagu kedua yang dinyanyikan Nico. Dengan piano yang terus-menerus, melodi gitar bernuansa ekletik, dan gaya vokal Nico yang sangat cocok disandingkan dengan musiknya, maka this is another masterpiece. Dan setelahnya adalah the best track, Heroin. John Cale kembali di trademark-nya, biola, dan ditambah suara gitar yang mengiringi dan lirik yang berani “Heroin / It’s my life / And it’s my wife, haha” maka trek ini layak disandingkan dengan Venus In Furs. Next is There She Goes Again, a straight rocker dengan lirik tentang prostitusi yang menghibur, trek ini memberi waktu untuk bertransisi ke trek I’ll Be Your Mirror, trek terakhir yang dinyanyikan Nico, cukup mirip Femme Fatale namun lebih pop. Berikutnya ada The Black Angel’s Death Song, dimana Cale memberikan salah satu permainan biola terbaiknya dan memimpin alunan nada di lagu ini. Kembali menjadi transisi menuju the last main course, European Son, a bizarre improvisational jamming storm, disini giliran Maureen Tucker yang memberikan performa terbaiknya, dengan 7 menit yang terasa amat panjang. How i should rate this one huge hell of an album?? 11/10??? An absolute recommendation you should spent your lifetime with.

Overall :10/10

Link :
http://www.mediafire.com/?mwmwt1xzz2h